Minggu, 14 Agustus 2016

KAPAL

Udara di pagi hari semakin hangat bersamaan dengan sinar matahari yang mulai menyapa. Burung camar pun terdengar bersautan untuk berebut ikan yang ada di laut lepas.

inilah kisahku, untuk mencari jari diri yang harus ku tempuh, agar aku bisa mendapatkan apa yang kumau, meskipun kadang jalan ini dulu belum pernah ada di pikiranku sewaktu masih sekolah dulu, yah tapi namanya hidup terkadang tidak selaras dengan skenario yang kita rencanakan.

Waktu pertama terasa asing sekali di atas benda ini, goyang tak beraturan, Terdengar suara benturan antara air laut dan haluan. Angin yang tidak begitu kencan terasa menyapa di kulit, melihat matari terbit dan terbenam pun terlihat dengan jelas di atas benda ini. Kadang sesekali agar tidak merasa sepi aku mainkan radio yang berada di anjungan hanya untuk sekedar mencari teman mengobrol, iya!! Mengobrol dengan teman yang kebetulan lewat, teman yang kebetulan juga berada di atas benda yang lain. Terkadang jika Bulan sudah memasuk pertengahan tahun, laut berubah menjadi kejam. Waktu itu pertama kalinya aku bertemu dengan ombak, pertamanya aku takut, lalu di susul dengan adanya rasa mual dari dalam perutku, Aku coba tahan tapi malah keringat dingin yang keluar. Aku pun baru sadar, ternyata sudah 12 jam lebih benda yang aku injak berada di antar laut yang sedang marah. Di saat itu rasa kekanakan ku mulai keluar kembali, rasa ingin pulang kerumah, tapi entah kenapa pikiranku menolak untuk mengikuti rasa itu, aku memilih bertahan dengan semua ini, aku anggap ombak adalah teman dan benda ini adalah rumah baruku. Yah tapi pada akhirnya aku bisa bertahan dengan keadaan yang fi buat oleh temanku itu, dan aku baru sadar bahwa pepatah "badai pasti berlalu" itu benar.

Tak lama pun daratan mulai terlihat, di situ hatiku senang sekali, aku merasa sudah  lulus dalam ujian untuk mencari jati diriku ini.